Haruskah Aku Membenci Ibuku Part.2

Ilustrasi

Lelahku memikirkan ibuk membuatku tertidur dimana aku masih mengenakan seragamku yang berwarna biru putih, dan saat aku terbangun, kulihat jam didinding kamarku sudah menunjukan pukul 3 sore. Setelah berganti pakean, akupun ingin beranjak keruang makan. Kubuka pintu kamarku secara perlahan lahan, saat pintu kamarku sudah terbuka setengah, mataku kembali disajikan pemandangan yang tak layak aku lihat, bahkan pemandangan ini bisa membuatku marah sekaligus ingin membubarkannya.

Bagaimana tidak aku membenci ibukku, karena yang kulihat saat ini ibukku mirip seperti pelacur, bahkan seorang pelacur saja masih terhormat dibanding dengan ibukku saat ini. Dengan hati yang hancur, dan air mata yang menetes, aku menyaksikan mulut ibukku tengah diperkosa sama mas Herman dan aku bisa melihatnya karena posisi ibuk menyamping tidak membelakangiku lagi.

“Yanti kamu wanita alim apa pelacur sih” Ejek Mas Herman yang tengah menggejot kontolnya yang besar itu kedalam mulut ibukku, membuat air liur ibukku menetes netes disela sela bibirnya, sambil menggejot mulut ibuk, mas Herman dengan lancangnya memegangi kepala ibukku yang usianya 2x lipat dengannya, sementara ibuk yang dilecehkan sama mas Herman terlihat pasrah saja, dan membiarkan mas Herman melakukan apa saja yang disukainya itu.

“Yanti pelacurmu bang” Ucap ibukku disela mulutnya diperkosa mas Herman dan aku yang mendengarnya hanya bisa menangis. Kenapa buk kenapa ibuk begini, kenapa ibuk dengan mudahnya mengaku sebagai pelacurnya mas Herman, dimana wibawamu buk, wibawamu sebagai seorang ibuk yang selama ini suka menasehatiku, menyuruhku agar aku jadi anak sholeh, tapi tapi kenapa ibuk sekarang jadi begini buk, dan pantaskah aku yang anakmu ini menghormatimu buk” jeritku dalam hatiku yang masih menyaksikan ibukku bermain zina sama mas Herman.

“Oh ya Yanti, aku ingat dulu sewaktu masih sd aku diajari sama ngaji sama kamu kan sampe aku smp, dan selama itu kamu menasehatiku agar aku jadi sholeh, anak baik baik kan Yanti, jujur ya Yanti aku sangat muak akan nasehat darimu itu, dan aku janji bakal buat kamu jadi wanita murahan dan lihatlah sekarang, kamu sekarang jadi wanita murahan malahan lebih rendah dari p elacur sekalipun, Yanti, ibu yang alim, sekaligus seorang guru terima pejuhku Yanti, telan pejuhku Yanti, aaarrrgghhhh” Ucap mas Herman merendahkan ibuk lalu kudengar mas Herman mengerang saat kontolnya menyemburkan pejuh didepan mulut ibuk yang membuka, dan kulihat pejuh Mas Herman menyemprot masuk kemulut ibuk dan ada yang mengenai wajah ibuk.

“Ha ha ha Yanti yanti sekarang doyan pejuh ya, nih abisin pejuhku Yanti” Leceh Mas Herman ke ibuk sambil dan kulihat ibuk sudah menelan pejuh mas herman yang masuk kedalam mulutnya. Sementara itu mas Herman mencolek sperma yang mengenai wajah ibu lalu menyuruh ibuk menjilatinya hingga benar benar bersih.

“Nggak tau kenapa ya Yanti bisa suka sama pejuhnya abang, yang jelas Yanti sudah ketagihan bang” Jawab ibuk yang sudah menelan habis pejuh mas herman tanpa tersisa sedikitpun, dan saat ini ibuk masih berlutut dibawah kaki mas herman.

“Itu artinya kamu itu lebih layak jadi lonte Yanti, dah sana kamu siap siap, dandan secantik mungkin ya, aku tunggu diteras, dan 1 lagi tak pake lama” Ucap Mas Herman sambil merapikan celananya, habis itu Mas Herman berlalu menuju keteras tapi sebelum beranjak Mas Herman sempat melihatku sambil tersenyum mengejek.

Sementara itu ibuk kulihat sudah menuju kekamar mandi, dan tak lama kemudian ibuk sudah selesai dari kamar mandi lalu menuju kekamarnya, dan kira kira 5 menit berselang ibuk sudah keluar dari kamarnya dan hendak menyusul mas Herman.

“Ibuk tunggu” Ucapku sebelum ibuk melangkah menjauhi kamarnya dan saat ini aku sudah dekat ibuk dan wow ibuk bersolek begitu cantiknya, dengan wajah di bedakin serta bibirnya bergincu tipis tak lupa pake gamis serta jilbabnya membuat ibuk tak kalah sama istri istri ustad pada umumnya, bahkan Umi pipik pun lewat.

“Ada apa nak, ibuk mau pergi sama bang Herman” Ucap ibuk sambil menatapku yang takjub melihat kecantikannya.

“Eh iya, eh maksud Uki, ibuk mau kemana” Ucapku sedikit tergagap.

“Nggak tau, lawong bang Herman yang ngajakin, dah sana makan terus jaga rumah, dah ibuk tinggal” jawab ibuk sambil berlalu meninggalkanku.

Dan saat ini aku masih berdiri dalam keheranan, dan membuatku heran sebenarnya mas Herman mau mengajak ibuk kemana, dan ibuk kok mau maunya diajak padahal ibuk tak tau kemana tujuan mas Herman membawanya. Jangan jangan mas Herman mengajak ibuk ketempat pelacuran dan menjadikan ibuk seorang pelacur mungkin kemungkinannya begitu, karena mas Herman sendiri sering ngatain ibuk pelacur dan ibukpun tak keberatan bahkan bisa dibilang ibuk malah suka dikatain pelacur sama mas Herman. TO BE CONTINUE

0 Comments

Kini kamu bisa mengikuti konten kami di Channel Whatsapp , Klik Disini untuk follow. Lebih mudah tanpa iklan berlangganan fitur One Premier! Akses tanpa batas , Fitur banyak tanpa iklan. Langganan Sekarang. Klik DISINI

Confirm Adult Content Approval

This site contains adult material that may not be suitable for all users. If you are underage or do not wish to be exposed to adult content, please leave this site now.

Make sure you comply with our privacy policy. Thank you for entrusting our website to complement your entertainment